Selasa, 28 April 2020


MENANGGULANGI UNJUKRASA ANARKIS DI KALANGAN PELAJAR

DISUSUN OLEH:
NAMA                 : Kevin William Andri Siahaan
NPM                    : 1801090005
MATA KULIAH  : PENDIDIKAN PANCASILA
PRODI                 : PENDIDIKAN Kimia
Klik disini


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS HKBP NOMMENSEN PEMATANGSIANTAR
PEMATANGSINTAR
2020





KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas dapat terselesainya penyusunan Makalahyang berisi tentang Menanggulangi Unjukrasa Anarkis Di Kalangan Pelajardengan tepat waktu.Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai syarat untuk memenuhi tugas mata kulyah Pendidikan Pancasila
Saya menyadari bahwa selesainya makalah ini, tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak untuk itu kami menyampaikan terima kasih kepada Dosen pembimbing mata kuliah Pendidikan Pancasila dalam memberikan arahan dalam penyusunan makalah ini.
Saya menyadari bahwa walaupun sudah berusaha sekuat kemampuan yang maksimal, mencurahkan segala pikiran dan kemampuan yang saya miliki, makalah ini masih banyak kekurangan dan kelemahanya.Untuk itu saya sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi tercapainya suatu kesempurnaan makalah selanjutnya.
Akhir kata, saya mengucapkan terimakasih kepada para pembaca yang telah berkenan untuk membaca makalah ini dengan tulus ikhlas. Semoga makalah ini bermanfaat buat pembaca dan bagi saya sendiri
                                   


PEMATANGSIANTAR, 28 April 2020











HALAMAN JUDUL.................................................................................................. i
KATA PENGANTAR.................................................................................................. ii
DAFTAR ISI ................................................................................................................ iii
BAB I       PENDAHULUAN....................................................................................... 1
1.    Latar Belakang..................................................................................... 1    
2.    Rumusan Masalah............................................................................. 2  
3.    Tujuan...................................................................................................
4.    Metode Penelitian............................................................................... 2
BAB II      PEMBAHASAN......................................................................................... 2
2.1.1    Apa Faktor Yang Mempengaruhi Terjadinya Unjukrasa Anarkis di Kalangan Pelajar?l............................................................................... 2
BAB III    PENUTUP................................................................................................. 7   
KESIMPULAN                                                                             .............….............. 7
SARAN                                                                                                             ...........  7
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................ 8
















BAB I
PENDAHULUAN.









A.    Latar Belakang Masalah

Peristiwa Demonstrasi saat ini sudah menjadi budaya bangsa Indonesia. Demonstrasi sering dijadikan alat politik, atau alat untuk menyampaikan kepentingan sekelompok maupun kepentingan individu yang berseberangan.Demonstrasi merupakan ekspresi aktualisasi partisipasi politik alternatif warganegara, dan sebagai teknik komunikasi menyampaikan pesan atas ketidakpuasan, atau kekecewaan (pekerja) atas kebijakan pemerintah yang tidak representatif terhadap kepentingan (pekerja).Meskipundemonstrasi merupakan kegiatan yang mendapatkan legalitas secara hukum, tetapi tidak semua pihak melaksanakan demonstrasi dengan kesadaran hukum yang berlaku dalam negara Indonesia yaitu demokrasi Pancasila.
Implementasi demokrasi Pancasila diatur dalamPasal 28 Undang-Undang Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (UUD NRIT 1945), bahwa ”Kemerdekaan berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pikiran dengan lisan dan tulisan dan sebagainya ditetapkan dengan undang-undang”, dan Pasal 28 E Ayat 3NRIT 1945,berbunyi “setiap orang berhak atas kebebasan berserikat, berkumpul, dan mengeluarkan pendapat“,dipertegas dengan adanya Ketetapan MPR No. XVII/ MPR/ 1998 tentang Hak Asasi Manusia, Pasal 19 yang menyatakan bahwa “setiap orang berhak atas kemerdekaan, berserikat, berkumpul, dan mengeluarkan pendapat.Hal ini berarti setiap warganegara memiliki hak untuk menyampaikangagasan atau pendapat melalui demonstrasi, sedangkan dalam pelaksanaannya negara memberikan pelayanan, pengayoman, perlindungan danpengamanan secara hukum dengan kehadiran Kepolisian / Brimob.
Tidak bisa dipungkiri bahwa setelah reformasi,demonstrasi banyak dilakukan dengan cara yang semakin berani dalam mengekspresikan kehendak dalam berorasi dengan tanpa memperhatikan norma hukum, norma etika, bahkan norma susila, karena masih banyak dimasyarakat memiliki persepsi bahwa di era demokrasi berbicara di depan umum boleh dilakukan sebagai tuntutan hak dengan cara yang bebas dengan mengabaikan kewajiban untuk menghargai hak orang lain.Kondisi ini sangat ironi dengan nilai-nilai demokrasi Pancasila, dimana hak pribadi bisa dilaksanakan dengan cara menghormati, menghargai serta tidak mengganggu hak orang lain
Untuk memahami fenomena penanganan demonstrasi yang berujung kerusuhan atau konflik antara Demonstran dengan anggota Brimob yang berperan melaksanakan penanganan demonstrasi, sebagai suatu bidang kajian yang perlu dilakukan analisis dari berbagai aspek dantanggapan masyarakat dalam memahami dan menyikapi situasi dan kondisi tersebut, sebagai tugas Kepolisian. Sesungguhnya Polri dalam hal ini Brimob telah mereformasi khususnya dalam penanganan demonstrasi dari tindakan militeristik kearah yang lebih reformis danhumanis, seperti yang disampaikan oleh mantan Kapolri Kunarto “Jajaran Polri terus maju setiap detiknya tetapi kemajuan masyarakat jauh lebih cepat” (Kunarto, 1996, hlm. 67).Perkembangan tuntutan masyarakat terus menuntut Polisi untuk tetap bisa memberikan perlindungan, pengayoman dan pelayanan kepada masyarakat yang lebih baik sebagaitugas pokok Kepolisian.Dalam Pasal 13 UU No 2 Tahun 2002, dijelaskan bahwa tugas pokok Kepolisian Negara Republik Indonesia adalah: memelihara keamanan dan ketertibanmasyarakat; menegakan hukum; dan memberikan perlindungan, pengayoman, dan pelayanan kepada masyarakat.Dari keterangan ini dapat diambil kesimpulan bahwa Polisi berkewajiban untuk melayani aksi demonstrasi baik dari tindakan pengawalan diperjalanansampai pengamanan pelaksanaan aksi demonstrasi kembali ketempat
1.2 Rumusan Masalah
Masalah-masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah:
1. Apafaktor yang mempengaruhi terjadi nya unjukrasa anakrkis di kalangan pelajar?
1.3 Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah:
1. Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi terjadi nya unjukrasa anarkis di kalangan pelajar
1.4 Manfaat

Manfaat dari penulisan makalah ini adalah:
1  Mengetahui faktor-faktor terjadinya demonstrasi di kalangan pelajar.
 

2. Menumbuhkan kesadaran terhadap masyarakat dalam pelaksanaan demonstrasi yang baik yang   sesuai dengan aturan UUD 1945.

BAB II
PEMBAHASAN







2.1 Faktor yang mempengaruhi unjukrasa anarkis
     kurang sadar akan tugas dan tanggung jawab yang diemban itu, bahkan yang paling mengerikan adalah dia lari dari tanggung jawabnya. Padahal ia sadar akan hal itu. Ini membuat banyak mahasiswa yang kehilangan jati diri dan identitasnya sebagai generasi penerus bangsa dan agen perubahan umat (
the agent of change). Inilah yang akan menyebabkan rusaknya jati diri bangsa yang pada mulanya diawali dengan merosotnya moral, namun pada akhirnya sedikit demi sedikit akan mengikis kualitas bangsa. Krisis jati diri yang menyebabkan rusaknya moral pemuda atau mahasiswa itu bisa disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu :

·         Faktor individu yang kurang menyadari tugas dan tanggung jawabnya serta identitasnya sebagai mahasiswa.

·         Faktor keluarga yang kurang mendukung dan memperhatikan anaknya, sehingga anak berbuat semaunya sendiri.

·         Faktor lingkungan yang kurang mendukung untuk mengembangkan potensinya, baik lingkungan sekolah maupun lingkungan masyarakat.

     Moralitas Pelajar. Demonstran Banyak para ahli memberikan gambaran tentang masa depan Indonesia sebagai masyarakat informatik dengan ciri-cirinya yang serba fungsional, rasional, profesional, dan individual. Ciri-ciri seperti ini sebenarnya sekarang pun telah tampak, namun di masa mendatang akan menjadi lebih kuat lagi. Masyarakat yang fungsional mempertimbangkan segala tindakannya berdasarkan fungsinya.Masyarakat yang rasional melakukan sesuatu berdasarkan pertimbangan akal sehat. Sementara itu, masyarakat yang profesional akan bekerja sesuai dengan prinsip-prinsip kerja modern. Sedangkan masyarakat yang individual akan menghargai individu-individu yang sangat tinggi.
     Kemunculan aksi-aksi pelajar sejak dulu sampai sekarang selalu di dasari oleh keinginan untuk menciptakan sebuah perubahan. Ketika sebuah pemerintahan sudah terlihat menyimpang dari cita-cita bersama terutama dalam rangka menegakkan keadilan, maka mahasiswa akan bergerak. Karena itu, maraknya demonstrasi mahasiswa dapat dijadikan indikator bahwa pemerintah yang sedang berkuasa memang terdapat masalah yang menyangkut tuntutan tersebut.Sayangnya, aksi demonstrasi akhir-akhir ini dinodai oleh demonstrasi anarkis.Pelemparan batu, botol, bambu, atau benda-benda keras lainnya sering kita lihat dilayar televisi. Belum lagi aksi pembakaran ban, bendera, serta atribut-atribut lainnya yang kerap membuat lalu lintas menjadi tersendat.
     Ketidaktanggapan terhadap aspirasi dan tuntutan masyarakat, ketidakmasuk-akalannya argumentasi, kesombongan kekuasaan, dan kontra aksi terhadap politik mahasiswa yang dilakukan oleh pemerintah serta bungkamnya lembaga perwakilan, membuat masyarakat kehilangan kepercayaan akan niat baik pemerintah untuk menyelesaikan masalah secara sungguh-sungguh. Untuk menjamin efektifnya tuntutan reformasi, maka masyarakat memanfaatkan kembali kekuatannya sendiri, berupa kemampuan kelompok, golongan, lembaga (organisasi) masyarakat untuk memperjuangkan nilai dan kepentingannya. Dewasa ini, gerakan politik  peoples power memang dipelopori oleh mahasiswa, karena kemurnian idealisme mereka terganggu oleh kegagalan sistem ekonomi dan politik untuk mempertahankan apalagi meningkatkan prestasinya.
Lagi pula, pelajar punya kampus/sekolah yang secara ideal punya otonomi untuk menegakkan kebebasan ilmiah demi kebenaran.Akan tetapi, rentetan dan rangkaian aksi keprihatinan dan tuntutan reformasi pelajar di seluruh Indonesia dari hari ke hari mengalami pergeseran sikap dan moral akibat perbedaan pendapat terhadap kalangan penguasa dan pemerintah tentang aksi dan tuntutan reformasi yang menggambarkan pengaruh aksi politik moral pelajardan masyarakat. Perubahan perilaku pada pelajar demonstran dalam aksi demonsrasi akibat dari pergeseran nilai-nilai agama serta nilai-nilai moral perubahan-perubahan sosio cultural pada mahasiswa/pelajar demonstran juga terjadi. Dalam teori konvergensi, bahwa perilaku manusia terbentuk dari faktor internal, yaitu sifat-sifat dasar yang dibawanya sejak lahir dan faktor eksternal, yang dipengaruhi oleh lingkungan yang ia tempati. Melihat sebab-sebab anak mengalami degradasi moral di era global sehingga cenderung jahat ternyata bermacam-macam, maka jika diatasi dari satu sisi saja akan menjadi kurang maksimal.
Penanganan secara psikologis dengan pendekatan ilmu psikologi yang memang dibangun dari pengalaman dan analisa sosial, memang tidak salah, namun jika dijadikan sebagai satu-satunya, maka sangat besar kemungkinan tidak menyelesaikan masalah secara tuntas disebabkan karena perbedaan epistemologi ilmunya itu sendiri. Manusia sebagai khalifah di muka bumi, merupakan gambaran citra ideal yang telah diciptakan Allah SWT. Mahasiswa dalam kapasitasnyaberkedudukan sebagai manusia, disamping sebagai makhluk Allah, ia juga merupakan makhluk individual dan sosial. Untuk itu, ia harus terus berkembang dan mempunyai pengalaman-pengalaman transendental yang menjadikannya harus terus menyempurnakan dirinya sejalan dengan totalitas potensi yang dimilikinya, dengan tetap bersandar pada nilai-nilai agamanya. Agama melihat tingkah laku kita sebagai tingkah laku yang dibimbing oleh kepercayaan keagamaan dan nilai-nilai yang dianut dalam agama. Demikian juga, demokrasi mencita-citakan hal yang sama bahwa tingkah laku harus jujur, tidak boleh menipu, dengan orang lain harus menghormati, dan dalam perbedaan harus toleran. Oleh karena itu, demokrasi merupakan proses kemanusiaan yang secara nilai erat kaitannya dengan nilai agama.
     Tujuan dari nilai pendidikan agama dimaksudkan untuk mencapai (tujuan) terbentuknya manusia seutuhnya, yaitu manusia berakhlak.Akhlak dalam perspektif Islam berdimensi ganda, yaitu etik dan etos. Muslim berakhlak sebagai produk dari sistem peribadatan, diharapkan tidak hanya memiliki sikap etik (etis), seperti sopan santun, hormat, bijak, cinta bersama, tetapi juga etos dalam menghadapi kehidupan, seperti etos kerja, etos ekonomi,

BAB lll
SIMPULAN
Menyimpulkan dari isi makalah bab-bab sebelumnya, apabila diibaratkan demonstrasi adalah layaknya sebilah pisau, apabila penggunaanya benar sesuai aturan, maka dapat sangan berguna atau bermanfaat suatu pihak, namun apabila dalam penggunaanya melenceng dari fungsi dan tatacara penggunaanya, ini akan berakibat terlukanya pihak-pihak tertentu. Demonstrasi akan berdampak merugikan apabila demonstran, aparat, maupun pemerintah salah dalam menanggapi demonstrasi tersebut. Namun sebaliknya, demonstrasi akan berjalan saling menguntungkan apabila tata cara dan penyikapan demonstrasi tersebut dijalankan dengan cara yang benar, semua pihak dari demonstran, aparat, maupun pemerintah saling menjaga ketertiban, keamanan, dan menghormati hak dan kewajiban yang mengandung nilai-nilai Pancasila dan tercantum pada UUD 1945.
Kita sebagai warga negara yang berlandaskan Pancasila dan sangat menjujung tinggi makna tersebut sebaiknya mengetahui sebelumnya bagaimana demonstrasi yang diharapkan, supaya dalam upaya melaksanankan hak, tidak mengganggu atau merugikan hak milik orang lain yang meupakan kewajiban kita.Pelajar merupakan pembaru bagi masyarakat sekitar. Dia memiliki peran yang kompleks dan menyeluruh sehingga dikelompokkan dalam tiga fungsi : agent of change, social control and iron stock .
Dengan fungsi tersebut, tentu saja tidak dapat dipungkiri besarnya peran yang diemban mahasiswa untuk mewujudkan perubahan bangsa.Pelajar yang sebenarnya merupakan penegak bangsa, kini berubah haluan menjadi penghancur bangsa. Dalam tingkat akademik dia menempati tingkatan yang paling atas sehingga mau tidak mau, ia harus terjun ke tengah-tengah masyarakat dalam rangka menjaga dan membangun kualitas jati diri bangsa. Namun, sungguh sangat disayangkan, banyak pelajar yang kurang sadar akan tugas dan tanggung jawab yang diemban itu, bahkan yang paling mengerikan adalah dia lari dari tanggung jawabnya. Inilah yang akan menyebabkan rusaknya jati diri bangsa yang pada mulanya diawali dengan merosotnya moral, namun pada akhirnya sedikit demi sedikit akan mengikis kualitas bangsa. Krisis jati diri yang menyebabkan rusaknya moral pemudaatau pelajar itu bisa disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu : individu, keluarga, dan lingkungan
B.     Saran
Upaya yang dilakukan sebelum terjadinya demonstrasi, yaitu:
·        Dari individu :  Jangan mudah terprovokasi, Jangan mau diajak untuk ikut-ikutan Demonstrasi, Mentaati aturan yang berlaku dalam kegiatan demonstrasi.
·        Dari instansi : Lembaga/ pemerintah dapat mendengar aspirasi demonstran sebagai bahan pertimbanganan, membuat Undang-Undang. Menjaga tali silaturahmi antar masyarakat dan anggota, memperkuat sistem politik(Mujaiyah, 2012).
Upaya yang dilakukan selama terjadinya demonstrasi, yaitu:
·       Dari individu : jangan terpancing emosi.



DAFTAR PUSTAKA

Admin.2015. Unjuk Rasa, [Online]. Tersedia: http://id.wikipedia.org. [10 April 2015]
Atpas, Sapta. 2014. Makalah Demonstrasi, [Online]. Tersedia: http://saptatuju.blogspot.com. [10 April 2015]
Hendro, Christiano. 2012. Makalah Politik Demonstrasi, [Online]. Tersedia: http://hendrogibol.blogspot.com. [10 April 2015]

Syafitri, Novia Cahya. 2012. Makalah Aksi Demonstrasi Mahasiswa, [Online]. Tersedia:  http://noviacahyasyafitriblog.blogspot.com. [10 April 2015]


MATERI PELATIHAN E-LEARNING - ppt download

MATERI PELATIHAN E-LEARNING - ppt download : Kebutuhan Belajar